Banjarmasin, BBCOM - Kelompok Cipayung plus
Banjarmasin pada Senin malam (14/05/2018) menggelar aksi damai solidaritas
untuk mendukung secara moril para warga Surabaya yang ditimpa oleh bom bunuh
diri yang menewaskan 13 orang dan melukai 43 orang lainnya.
Sebelumnya tragedi berdarah tersebut terjadi di Gereja Santa
Maria Tak Bercela di jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia di jalan
Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di jalan Arjuno. Serangan di
lakukan oleh Dita Oeprianto (48), dan Puji Kuswati (43) yang melibatkan empat
anak mereka. Dua putra Dita, YF (18) dan FH (16), serta dua putrinya, FS (12)
dan FR (9).
Aksi pada malam itu berjalan dengan kondusif, di isi dengan
orasi oleh Muhammad Firdaus dari GMNI, M. Alfiansyah dari KAMMI, Muhammad
Solihin dari IMM sambil di iringi dengan aksi lilin oleh massa aksi.
Muhammad Ridho AGD dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
(GMNI) Banjarmasin selaku Koordinator lapangan menyampaikan pesan bahwa pemuda
di Banjarmasin tidak akan diam melihat suadaranya di Surabaya terkena tragedi
berdarah, oleh karenanya Banjarmasin gelar aksi damai.
"Kami melihat ada hal yang harus ditindak atas kasus
ini aparat tidak boleh kalah, selain itu kami juga mendukung rancangan UU
Terorisme yang harus di legalkan secepatnya," ujarnya.
Masih oleh Ridho, mahasiswa Fakultas teknik ULM ini juga
berencana akan berkonsolidasi dengan Cipayung plus untuk merancang solusi dan
menyampaikan kepada pemerintah guna cegah tindakan teror di Indonesia.
Selain kelompok Cipayung plus turut hadir pula Banser NU
Banjarmasin. Acara tersebut pun ditutup dengan doa bersama serta aksi tanda
tangan tolak teror di Indonesia. (arum/puji/ayo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar