Oleh; Bung Efniadiansyah,
Presidium komite HUKUM dan HAM

SEJARAH MAHASISWA
Dalam sejarah peradaban demokrasi dunia telah di nukilkan dengan tinta emas, setiap adanya pergolakan politik disuatu negara pastilah ada elemen bernama mahasiswa yang selalu ikut serta menggerakkan roda demokrasi. Tidak hanya sekedar ikut– kutan saja bahkan mahasiswa mempunyai kekuatan maha dahsyat yang menjadi senjata pamungkas dalam setiap aksinya yaitu kemampuan menggerakkan setiap elemen disuatu negara bahkan menggalang dukungan dari dunia internasional bahkan memaksa penguasa untuk mengikuti tuntuttannya.
Mahasiswa sejaatinya memiliki tiga kewajiban pokok yang harus dilaksanakan seketika harus ditunaikannya saat mendapat label mahasiswa, tiga kewajiban pokok tersebut dikenal dengan “Tri Dharma Perguruan Tinggi”, tentu saja setiap mahasiswa haruslah mampu melaksanakan kewajiban yang melekat padanya saat menempuh pendidikan tinggi di suatu kampus karena merupakan syarat mutlak menjadi mahasiswa seutuhnya.
Tri Dharma Perguruan Tinggi” hendaknya di insyafi sebagai sarana mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan baik secara intelektual maupun secara emosional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mahsiswa selayaknya mendapat perlakuan khusus dari negara dalam mengakses setiap kebutuhan dalam proses belajar sehinggah tidak lagi dibebani oleh masalah-masalah yang membuat proses menuntut ilmu terganggu, karena setiap manusia sadar pendidikan adalah hal paling penting untuk mempersiapkan masa depan setiap bangsa dan negara. Tidak hanya sebatas akses informasi yang diberikan negara akan tetapi pemerintah wajib memberikan biaya pendidikan semurah-murahnya pada setiap mahasiswa bahkan bila perlu negara haruslah membebaskan biaya pendidikan atau kalaulah negara belum mampu membebaskan biaya pendidikan paling tidak negara mampu menyediakan beasisiwa-beasiswa berbasis minat dan bakat mahasiswa, dalam perekrutannya haruslah terbuka dan lepas dari Korupi, Kolusi dan Npotisme (KKN) dengan begitu negara telah berinvestasi pada masa depan, bagaimanapun bentuknya mahsiswalah pada waktunya nanti akan tampil ke permukaan mengambil tanggung jawab sebagai pemimpin di negeri ini, kalulah memang itu yang disadari maka pemimpin negeri ini tidaklah akan pernah menghitung-hitung berapa dana yang dikeluarkan untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Lihatlah saja bagaiman jepang melalui “Restorasi Meiji” mampu merubah jepang kolot menjadi jepang yang modern dan mampu bersaing dipercaturan dunia internasional dengan tidak meninggalkan budaya yang mereka agungkan, jepang berpuluh-puluh tahun lalu telah berinvestasi pada mahsiswa-mahsiswanya dengan mengirim mereka belajar ke Eropa dan Amerika dengan mengeluarkan dana yang tidak sedikit karena mereka sadar tidaklah ada harapan dan cita-cita yang dapat direalisasikan tanpa gerak, tenaga dan dana tentu saja. “Restorasi Meiji” menjadi sebuah keputusan yang brilian dibuat kaisar jepang untuk menjawab tantangan zaman dan berbuah sangat manis saat ini.
Beberapa negara di asia yang umur kemerdekaan dari penjajah tidak jauh dari Indonesia juga nyaris melakukan hal serupa yang dilakukan oleh jepang sebut saja Republik Rakyat Tiongkok, Korea Selatan dan India menjema menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa diperhitungkan, bahkan khusus untuk Republik Rakyat Tiongkok sungguh sangat luar biasa pesat perkembangan, ekonomi dan industrinya sampai-sampai negara adidaya sekelas Amerika pun meminjam dana talangan.
Kesemua negara diatas tidaklah serta merta menjelma menjadi kuat, hebat dan diperhitungkan dunia akan tetapi karena suatu proses panjang yang luar biasa mereka lakukan untuk meraihnya seperti ini dan tentu saja karena adanya will atau keinginanan dari pemimpin untuk merubah kehidupan menjadi lebih baik dan mereka menjawabnya dengan berinvestasi dalam skala besar-besaran pada mahasiswanya. Rasanya saya sepakat dengan ungkapan yang mengatakan proses tidak akan pernah menghianati hasil.
Indonesia dalam sejarahnya pada pemerinthan Presiden Soekarno pernah mengirim ribuan mahasiswa untuk belajar keluar negeri terutama ke negeri-negeri eropa dan semua biaya pendidikan ditanggung pemerintah, adalah sebuah terobosan yang sangat visioner ditempuh Bung Karno karena sang Proklamator sangatlah menyadari negara ini sangatlah butuh kaum terpelajar yang punya spesifikasi keahlian untuk pembangunan negara yang baru saja merdeka dari penjajahan, akan tetapi sangat disayangkan pergolakan politik yang terjadi didalam negeri membuat bung besar harus turun dari tampuk kepemimpinan tertinggi Republik ini dan digantikan oleh rezim yang bertolak belakang dengan visi yang beliau punya sehinggah mengakibatkan para pelajar yang dikirim keluar negeri tidak pernah kembali bahkan dalam beberapa catatan banyak dari mereka yang dikirim kelua negeri sebagai mahsiswa yang menempuh pendidikan tinggi tidak pernah kembali karena dikejar bahkan dibunuh karena dianggap sebagai bagian dari Soekarnois sehinggah haruslah segera dibumi hanguskan dari dunia ini, sementara beberapa orang mahasiswa yang masih hidup mengubah nama dan identitasnya juga memilih menetap diluar negeri untuk menghindari kejaran dari bangsanya sendiri.
Itulah bagian terburuk dari sejarah Republik ini yang membuat Indonesia makin kerdil karena selalu saja mengaitkan mahasiswa dalam setiap konflik kepentingan politik, padahal Soekarno punya cita-cita besar untuk menjadikan Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang ada didunia melalui program memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar ke negara-negara yang memiliki sistem pendidikan baik yang pada saatnya mereka kembali dengan keahlian untuk membangun Indonesia sebagaimana salah satu bait lagu Indonesia Raya “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya”.
Dalam suatu waktu Bung Karno pernah berpidato dihadapan mahasiswa, dengan lantang Presiden Soekarno mengatakan pemuda itu haruslah memilik “human skill” Bung Karno telah melihat jauh kedepan bahwa pertarungan masa depan bukan lagi pertarungan dengan mengangkat senjata akan tetapi pertarungan antar negera yang rakyatnya memiliki skill/keahlian sehinggah rakyat mampu bersaing dikancah internasioanal, oleh sebab itu negara haruslah mampu mempersiapkan semua instrumen yang dibutuhkan, negara wajib memenuhi semua kebutuhan mahasiswa.
HUKUM ALAM
Sudah menjadi hukum alam gerak bumi tidak akan pernah bisa ditentang atau dilawan akan tetapi sebagai manusia yang sadar kita haruslah mampu mengimbangi gerak bumi dan menyatukan derap langkah sehinggah dapat menyatu dengan alam dan terjadi harmonisasi. Alam punya cara tersendiri untuk menseleksi setiap mahkluk yang ada didalam dan diatasnya karena alam tidak akan pernah melakukan kebohongan, ketika alam membutuhkan keseimbangan maka alam tidak akan pernah ragu untuk mengguncang bumi, mengirim air bah atau bahkan memuntahkan gas dan lahar dari perutnya jika itu dibutuhkan untuk memperoleh tujuan  keseimbangan yang harus didapat tanpa perduli berapa banyak korban jiwa akibatnya.
Hendaknya setiap perlakuan alam pada manusia dapat dijadikan contoh betapa setiap perjuangan untuk mewujudkan cita-cita tidaklah gratis, bukanlah tanpa pengorbangan, tenaga, keringat bahkan darah, akan tetapi itu adalah bagian dari proses menempa diri, bagian dari proses mencapai kedewasaan dan tetaplah fokus pada cita-cita yang haruslah tetap terwujud. Tidak bisa dibayangkan bagaimana suatu negara tanpa adanya mahasiswa-mahasiswa yang memiliki kemampuan kapsitas, keahlian dan daya kritis bisa diprediksi negara tersebut akan terpuruk, hancur bahkan bisa jadi akan terhapus dari peta dunia karena tidak adanya kesiapan menerima perubahan. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar ketiga di duna tentulah tidak ingin menjadi sebuah negara gagal dan tidak juga ingin menentang ataupun melawan kehendak alam, akan tetapi Indonesia dapat menyamakan derap langkah dengan irama alam artinya Indonesia dapat mempersiapakan masa depan dengan lebih baik dengan mempersiapkan segala seasuatunya agar bisa berjalan dengan tegap dan dengan langkah gagah mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain dengan mulai memicu dan memacu manusia-manusia Indonesia untuk mendapatkan pendidikan layak. Tidak ada jalan lain lagi dan perubahan akan terus bergerak setiap waktu, untuk itulah manusia-manusia Indonesia haruslah mendapatkan haknya yaitu pendidikan dan ini adalah investasi masa depan bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini.
BUDAYA YANG MENDIDIK
Indonesia adalah sebuah tanah yang jatuh dari surga, ungakapan itu tidak terbantahkan lagi karena negeri ini memilik Sumber Daya Alam yang luar biasa kaya baik di dalam maupun di permukaan buminya semuanya dapat diolah untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat, tidak hanya kekayaan itu yang dimiliki oleh Indonesia, yang tak kalah penting dimiliki ibu pertiwi adalah kebudayaan anak negeri yang berasal dari berbagai suku bangsa yang terhampar dari sabang sampai merauke, dari miangas sampai pulau rote adalah sesuatu yang patut disyukuri.
Budayalah yang menuntun manusia Indonesia keluar dari bangsa yang kolot, feodal dan terbelakang akibat penjajahan. Lihat saja budaya gotong royong yang dimiliki oleh suku bangsa yang ada di penjuru negeri walaupun dengan penamaan dan penyebutan yang berbeda dapatlah difahami bahwa maknannya sama yaitu bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, selain budaya gotong royong ada budaya musyawarah untuk mufakat yang dilakukan bila terdapat perbedaan pendapat dalam memecahkan persoalaan disetiap suku bangsa yang ada.
Nenek moyang bangsa Indonesia sungguh telah mendidik melalui budaya dan mewariskan budaya yang mendidik. Inilah fakta sahih bahwa bangsa Indonesia sejak dari nenek moyang dahulu kala telah menanamkan nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun dalam beberapa catatan sejarah dirasa sangat sentimentil dan cenderung mengkerdilkan bangsa Indonesia dengan mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa pemalas yang bermental budak, terhadap catatan sejarah tersebut saya tidak sepakat karena berdasarkan fakta kebudayaan yang masih hidup dan terjaga di tanggah-tengah masyarakat Indonesia adalah bukti senyata-nyatanya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang mengutamakan pendidikan dan terbuka pada modernisasi tanpa meninggalkan budaya dan adat istiadat yang ada, tentunya masih terjaga sampai sekarang.
Pada akhirnya setiap negara yang ingin bertahan lama dan tidak ingin namanya dikenang sebagai sebuah negara yang pernah ada di muka bumi ini haruslah mampu dan mau berinvestasi nyata pada mahasiswa sebagai harta dan kekayaan yang sangat berharga untuk masa depan bangsa dan negara.
Sumber : Presidium GMNI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar