JAKARTA, 19/5/15 Dua isu penting dikemukakan Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi, ketika bersama-sama sejumlah pimpinan organisasi mahasiswa, terutama yang tergabung dalam Kelompok Cipayung juga beberapa alumni perguruan tinggi lainnya, di Jakarta, Senin (18/5/15) kemarin.

“Isu utama kampanye Presiden Jokowi antara lain reforma agraria. Ini harus segera dijalankan. Tanah-tanah di seluruh wilayah harus direformasi kepemilikannya, diatur dengan adil, agar tidak ada konglomerat pengembang maupun pemegang HPH yang diberi otoritas mengelola beratus-ratus ribu hektar (Ha), sementara rakyat anak negeri menyewa dan mesti bayar rente tanah serta terpinggirkan di bumi Nusantara,” tandas Ketua Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Twedy Noviady Ginting kepada SOLUSInews, Selasa (19/5/15).

Dari era Bung Karno, yang dikenal dengan Undang Undang Pokok Agraria atau ‘Land Reform’, upaya ini dinilai terus saja mengalami hambatan dari para pemilik modal atau kaum kapitalis yang berkolaborasi dengan penguasa alias Kapitalis Birokrat (Kabir).

Selain reforma agraria, GMNI juga mengingatkan Presiden Jokowi agar jalankan Nawa Cita dan Trisaksi-nya Bung Karno. “Mereka yang ‘kepala batu’ dan tetap masih jadi antek Nekolim (neo kolonialisme-imperialisme, Red) atau kini dikenal dengan Neolib, singkirkan saja.

“Kami mengingatkan kembali Presiden Jokowi untuk melaksanakan Nawa Cita dan Trisakti Bung Karno. Kami menilai enam bulan pemerintahan Jokowi telah menjauh dari Nawa Cita dan Trisakti Bung Karno, karena dibajak oleh oknum-oknum di sekitar Presiden. Jika mereka tak mau berubah, dan tetap ber’kepala batu’, singkirkan saja,” tandasnya.

Karenanya, Twedy dkk juga menegaskan, Presiden harus segera mengevaluasi kinerja menteri-menteri beserta pejabat eselon I dan II. Sehinga, Nawa Cita dan Trisakti Bung Karno bisa dirasakan masyarakat lewat kebijakan dan Program Pemerintah.

“Misalnya saja dengan berbasis pada Nawa Cita dan Trisakti Bung Karno, segera dilakukan penataan ulang di sektor energi sehingga semakin berpihak kepada kepentingan nasional. Lalu, pembangunan kedaulatan pangan tidak hanya berorientasi pada swasembada pangan, tetapi harus mengangkat perekonomian petani dari golongan ekonomi bawah menjadi kelompok ekonomi menengah,” ujarnya.

Bukan meredam

Disebutkan pula, dalam pertemuan yang juga dihadiri pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan sejumlah aktivis mahasiswa lainnya itu, ada beberapa hal lain menjadi pokok bahasan.

“Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan dari pertemuan dengan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) beberapa waktu lalu. Bukan untuk meredam gerakan mahasiswa,” tegasnya lagi.

Presiden Jokowi juga kemudian berkomitmen melakukan pertemuan simultan dengan pemuda, khususnya dari organisasi kemahasiswaan.

Sumber : http://www.solusinews.com/20150519/gmni-desak-jokowi-jalankan-reforma-agraria-dan-singkirkan-kepala-batu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar