Jakarta 29/06/15, Indonesia saat ini adalah negara yang berstatus Darurat Narkoba. Dalam perkembangan peredaran Narkoba, kini Indonesia telah menjadi pasar Narkoba yang sangat diperhitungkan di dunia. Diperkirakan nilai peredaran gelap Narkoba di Indonesia mencapai 300 triliun Rupiah/ tahun. Sedikitnya lebih dari 15 ribu jiwa melayang sia-sia pertahunnya karena Narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan, sebanyak 22% pengguna Narkoba di Indonesia dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Sebanyak 1,1 juta para penggunanya pada usia produktif ( usia 10- 59 tahun) di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa. Sejak 2010 sampai 2013 tercatat ada peningkatan jumlah pelajar dan mahasiswa yang menjadi tersangka kasus narkoba. Pada 2010 tercatat ada 531 tersangka narkoba, jumlah itu meningkat menjadi 605 pada 2011. Setahun kemudian, terdapat 695 tersangka narkotika, dan tercatat 1.121 tersangka pada 2013.

Dalam rangka merespon status Indonesia sebagai negara Darurat Narkoba tersebut, Presidium GMNI bekerjasama dengan BNN akan menyelenggarakan kegiatan Training Of Trainer (TOT) Kader Pelopor Anti Narkoba, yang akan dirangkaikan dengan kegiatan Buka Puasa Bersama pada Kamis, 2 Juli 2015 bertempat di Aula Wisma Trisakti, Sekretariat Presidium GMNI.

Kegiatan yang dihajatkan sebagai pemberdayaan komunitas dan penguatan kapasitas kader dalam bentuk pembekalan atau pelatihan sehari tersebut, untuk Gelombang I (pertama) ini akan melibatkan 25 Cabang dan 2 Korda GMNI di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

“Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan secara bertahap dan bergelombang bagi seluruh cabang-cabang GMNI di seluruh Indonesia. Diprioritaskan DKI Jakarta dan Jawa Barat pada Gelombang I ini, mengingat kedua wilayah tersebut masih menempati rangking sepuluh besar provinsi dengan prevalensi tertinggi penyalahguna Narkoba di antara 34 provinsi di Indonesia, bahkan DKI Jakarta menempati posisi pertama tingkat prevalensi penyalahguna dengan persentase 4,74 % dari total populasi penduduk (usia 10-59 tahun)” ujar Amilan Hatta, Ketua Komite Sosial dan Bencana Presidium GMNI di sela-sela persiapan kegiatan tersebut.

Milan menambahkan, “ daya rusak Narkoba yang awalnya berdampak terhadap pelaku pada akhirnya akan meluas pada orang-orang terdekat dan komunitas yang melingkupinya. Dengan mengambil contoh sejarah perang candu di negeri Tiongkok, Narkoba terbukti dapat digunakan untuk melemahkan dan menghancurkan sebuah bangsa. Hal ini mesti menjadi bahan pemikiran kita untuk lebih meningkatkan upaya penanggulangan”.

“Dengan kegiatan ini nantinya cabang-cabang GMNI di daerah diharapkan mampu menjadi garda terdepan dan menjadi agen perubahan di komunitasnya masing-masing untuk memberikan pemahaman akan pentingnya bahaya penyalahgunaan Narkoba serta kiat-kiat untuk menghindarinya” pungkas Milan.

Diposkan oleh : Redaksi GMNI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar