“Lenyapkan Sterilitiet Dalam Gerakan Mahasiswa”


Terlebih dahulu saya mengucapkan selamat dengan Konferensi Besar GMNI ini. 
Dengan gembira saya membaca, bahwa asas tujuan GMNI adalah Marhaenisme.
Apa sebab saya gembira?
Tidak lain dan tidak bukan, karena lebih dari 30 tahun yang lalu saya juga pernah memimpin
suatu gerakan rakyat –suatu partai politik– yang asasnya pun adalah Marhaenisme.
Bagi saya  asas Marhaenisme  adalah suatu asas yang paling cocok untuk gerakan rakyat di
Indonesia.
Rumusannya adalah sebagai berikut: 
Marhaenisme adalah asas, yang menghendaki susunan masyarakat dan Negara yang didalam
segala halnya menyelamatkan kaum Marhaen. 
Marhaenisme adalah cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum Marhaen
pada umumnya. Marhaenisme  adalah dus asas dan cara  perjuangan       “tegelijk”, menuju kepada  hilangnya kapitalisme, imprealisme dan kolonialisme. 
Secara  positif, maka  Marhaenisme  saya  namakan juga  sosio-nasionalisme dan sosio-
demokrasi; karena nasionalismenya kaum Marhaen adalah nasionalisme yang sosial bewust
dan karena demokrasinya kaum Marhaen adalah demokrasi yang social bewust pula.
Dan siapakah yang saya namakan kaum Marhaen itu?
Yang saya namakan Marhaen adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepat:
yang telah dimelaratkan oleh setiap kapitalisme, imprealisme dan kolonialisme.
Kaum Marhaen ini terdiri dari tiga unsur:
Pertama :  Unsur kaum proletar Indonesia (buruh)
Kedua : Unsur kaum tani melarat Indonesia, dan
Ketiga : kaum melarat Indonesia yang lain-lain.
Dan siapakah yang saya maksud dengan kaum Marhaenis?
Kaum Marhaenis adalah setiap pejuang dan setiap patriot  Bangsa.  Yang mengorganisir
berjuta-juta  kaum Marhaen itu, dan Yang bersama-sama dengan tenaga  massa Marhaen itu
hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imprealisme, kolonialisme, dan Yang bersama-
sama dengan massa  Marhaen itu membanting tulang untuk membangun Negara  dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur. 
Pokoknya  ialah, bahwa  Marhaenis adalah  setiap orang yang menjalankan Marhaenisme
seperti yang saya jelaskan di atas tadi.Camkan benar-benar!: setiap kaum Marhaenis berjuang
untuk kepentingan kaum Marhaen dan bersama-sama kaum Marhaen!
Apa  sebab pengertian tentang Marhaenisme, Marhaen dan Marhaenis itu saya  kemukakan
kepada Konferensi Besar GMNI dewasa ini?
Karena saya tahu, bahwa dewasa ini ada banyak kesimpang-siuran tentang tafsir pengertian
kata-kata Marhaenisme, Marhaen dan Marhaenis itu.
Saya  harapkan mudah-mudahan kata sambutan  saya  ini  saudara  camkan dengan sungguh-
sungguh, dan saudara praktikkan sebaik-baiknya, tidak hanya dalam lingkungan dunia kecil
mahasiswa, tetapi juga di dunia besar daripada massa Marhaen.
Sebab tanpa massa Marhaen, maka gerakanmu akan menjadi steril! 
Karena itu:
Lenyapkan sterilitiet dalam Gerakan Mahasiswa!
Nyalakan terus obor kesetiaan terhadap kaum Marhaen!
Agar semangat Marhaenisme bernyala-nyala murni!
Dan agar yang tidak murni terbakar mati!
Sekian dulu, dan  sekali  lagi saya  ucapkan selamat kepada  Konferensi   Besar GMNI, dan
mudah-mudahan berhasilLah Konferensi Besar ini.


Jakarta, 17 Februari 1959
PRESIDEN/PANGLIMA TERTINGGI/
PEMIMPIN BESAR REVOLUSI

ttd

BUNG KARNO
BAPAK MARHAENISME 

1 komentar:

  1. jelas bahwa Bung Karno muda menyantap habis buku das kapitalnya Karl Marx,,, bukannya saya menjadi simpatisan Marxisme,,, tapi kita harus objktif bahwa mahasiswa harus mempelajarinya, walaupun hingga saat ini masih dinyatakn terlarang oleh pemerintah. menurut admin?????

    BalasHapus